Wednesday, August 1, 2012

Kisah Kasih Tak Berujung

Hari ini hari pertama aku bergabung sebagai sekretaris Regional Head sebuah Bank multinasional di kawasan jalan protocol Jakarta, aku datang lebih awal dibanding hari kerja biasa di kantor sebelumnya. Aku menjajai anak tangga dan disambut senyum hangat bapak satpam gedung menyapa dibalik lebat kumis pak satpam.
“selamat pagi, bisa kenakan ID Card”, sapanya ramah
“pagi pak, saya karyawan baru di lantai 13”, jawabku ramah juga.
“baik, bisa tinggalkan Kartu identitas untuk ditukar dengan visitor card”
”terima kasih , pak”
Aku memberikan Kartu identitasku dan satpam juga memeriksa tas tanganku dengan alat security detector,
”silahkan bu...,lift di sebelah sana”, pak satpam mempersilahkan dan mengarhkan aku ke lift.
Aku menekan tombol lift lantai 13 dan berdiam di lift sendiri, akhirnya pintu lift terbuka ruang kerja di lantai 13 1tu masih kosong, jam ditanganku menunjukkan pukul 06.30, ”hmm...emang kepagian sich..”gumamku.
Aku memilih duduk di ruang tunggu area lantai 13 itu sambil membuka majalah perbankan yang memang disediakan di ruang tunggu tersebut.
”Selamat pagi....”, suara itu membuyarkan konsentrasiku
”pagi...hh..saya mau ketemu bapak Tommy, saya sekretaris barunya...”,setengah gugup aku memperkenalkan diri
”oo..., saya agung..”, mulutnya membnetuk huruf O dana mengulurkan tangan, dan kamipun berjabatan tangan.
”Saya Elma...”
”Ok, ikut aku...”
Agung menunjukkan ruangan pak Tommy dan meja kerjaku.
”ini meja kerjamu, oya kebetulan aku kepala bagian di sini, jadi kalau ada sesuatu yang perlu didiskusikan bisa hubungi aku, ruanganku disebelah ruangan pak Tommy”, Agung menjelaskan panjang lebar
”Thanks bantuannya mas Agung...”,balasku
Aku meletakkan tas kerjaku di meja kerjaku, aku menarik napas dalam-dalam sebelum aku duduk di kursi kerjaku.
Satu persatu karyawan di ruangan itu mulai berdatangan.Pukul 8.30 aku ditemani Agung diperkenalkan ke semua karyawan yang ada di lantai 13, dan bersamaan pak Tommy pun baru hadir.
”Selamt bergabung Elma..”, sapa pak Tommy
”Thanks...”,
Hmm..mudah-mudahan aku tidak sulit bekerjasama dengan team di sini.
Hari ini aku lalui dengan mulus, dan cukup first impression di kantor baruku.

Tidak terasa sudah tiga bulan aku bekerja di sini, dan selama itu juga Agung selalu ada membantuku untuk hal-hal yang berurusan dengan divisi lain dan juga cabang-cabang dibawah tanggung jawab pak Tommy. Agung yang penuh perhatian dan respons dengan setiap masalahku, Agung yang humoris dan penuh canda mewarnai hari – hari kerjaku dan ini membuatku jadi ketergantungan dengan Agung.
Agung tidak menjaga jarak dengan staffnya di kantor, bahkan Agung juga yang menyejukkan hatiku jika bossku pak Tommy yang arogan dan tidak penuh pengertian itu membuatku selalu salah di mata pak Tommy, ah...andai tidak ada Agung mungkin aku sudah mengangkat kakikua dari perusahann ini.
”Elma, dah jam makan siang nich..., yuk makan siang bareng..”,Agung sudah berdiri di depan mejaku.
”Eh.., emang dah jam 12 yach...”,aku gugup dan mukaku memerah
”Makanya jangan ngelamun...,kenapa lagi sich..?,tanya Agung
”hh...nggak kok...ya udah yuk..,mau makan di mana mas..?”, aku bertanya sambil menyembunyikan mukaku dan merapikan file-fileku yang berantakan.
”Kita makan di kantin sebelah aza dech, soale ada meeting nih jam 2”, Agung ikut merapikan mejaku juga
”Ok..., kita berdua aza mas, temen2 yang lain kemana ?,tanyaku sambil mataku menyapu ruangan kerja
”sudah ilang kali el, ya dah yuk...”, ajak Agung.
Kamipun makan siang sambil bercerita semua hal sesekali kami tertawa terbahak-bahak dan tiba-tiba mata kami berpandangan dan tawa kami terhenti seketika, akupun tertunduk dan berusaha menyembunyikan rasa grogiku.
”Elma, sesekali aku pengen dech jalan sama kamu aza...”,Agung memecahkan kesunyian.
”maksudnya..?,tanyaku pura-pura lugu
”yach..aku pengen aza jalan cuma sama kamu, gak usah dibuntutin temen2 kita.., gimana kberatan?”, pinta Agung
”boleh...”,jawabku
”ya dah gimana kalau jumat ini, pulang kantor kita jalan yach...”
”yups....”,jawabku singkat tapi didalam hatiku aku bersorak ”akhirnya....”
Makan siang hari ini kita akhiri dengan perasaan berbunga-bunga, entah kenapa ada rasa yang lain di hatiku ketika Agung menawarkan ajakan tadi, terus terang aku kok jadi suka sama dia yach , apa karena aku saat ini lagi kosong...,entahlah yang jelas aku benar-benar menikmati hari-hariku bersama Agung.
Yang aku tahu dari informasi beberapa temanku dikantor Agung itu sudah punya kekasih dan mereka sudah tinggal bersama selama ini, tetapi kenapa dia begitu perhatian dan baik sekali sikapnya terhadapku, kenapa juga dia mengajakku pergi berdua saja hanya ingin ada aku dan dia, kenapa...dan kenapa..., seribu pertanyaan kenapa memenuhi otakku, atau memang dia hanya ingin dekat saja entahlah...

***

Hari jumat ini aku mengenakan busana favoritku karena hari ini aku akan pergi dengan Agung, kok perasaanku jadi tak menentu begini yach...,ach...sepertinya aku sduah jatuh cinta dengan Agung. Hari ini waktu terasa lama sekali berjalan setiap menit aku selalu melihat ke jam tanganku atau ke jam dinding sambil memaki diri sendiri ”aih kenapa aku jadi begini yach...”, akhirnya kupaksakan diriku untuk lebih santai.
”kring...kring...”, telephone dimejaku berbunyi
”selamat sore dengan elma...”,sapaku ramah
”elma, ini Agung... aku tunggu di mobilku yach...aku parkir di B1, aku ke mobil sekarang yach..”,jawab Agung
”ok mas...,aku ke sana 5 menit lagi yach...”
Kemudian aku berkemas2 dan siap2 meninggalkan meja kantorku , dan menuju ke parkiran B1. Mas Agung membukakan pintu mobil untukku.
”so...,kamu mau kemana jalan2nya elma..?”
”lho kok tanya aku sich, kan kamu yang ajak aku...”,dengan suara manja aku complain
”ok, kalo gitu aku nich yang menentukan tempatnya...”
”ya dong...”, sahutku
Kamipun meluncur melewati keramaian jalan raya jumat malam, maklum jumat gaul kan begitu kami menyebutnya, dan kamipun memasuki tol jagorawi menuju kota bogor. Kamipun melewati perjalanan dengan mendengarkan musik dari compatc disk dan sesekali kita tertawa karena kelakar kita masing2, tidak terasa kami sudah keluar pintu tol bogor, Agung pun membelokkan mobil kearah jalan pajajaran.
”kamu tau gak , ada cafe baru di bogor sini , katanya sih tempatnya cozy , enak kalo untuk ngobrol2 karena gak terlalu hingar bingar, mau coba?”, Agung menawarkan tempat
”hmmm.. boleh aza..”
”ok , jadi kita ke sana yach...”
”boleh siapa takut..., btw kamu kok tau banyak sich tempat2 di sini, suka ke sini sama siapa?,tanyaku penasaran
”ah gak juga.., dulu sih pernah lah beberapa kali sama teman-temanku”,jawab Agung
”hmm.....o..o..”, aku mengangguk2 sambil berfikir sama teman kenapa sih dia harus bohong yach, apakah dia tidak tahu kalau semua orang sudah memperguncingkan kehidupannya dengan perempuan yang tinggal serumah dengan dia, aku tidak tahu juga apa sih maksud dibalik ini semua.
Agung memarkirkan mobilnya, dan membukakan pintu untukku, ”hmm perlakuan yang manis”, kamipun memasuki cafe beriringan dan memilih tempat duduk cukup ramai juga cafe kalau hari jumat malam, akhirnmya kami menemukan temapt duduk diluar dengan view lampu2 rumah dan semilir angin Bogor yang sesekali meniybak rambutku.
Kamipun duduk dan memesan 2 cup hot capucinno dan blueberry and cheese cake.
Kamipun hanyut dengan pembicaraan , kami saling menceritakan kisah2 lama kita dan kami benar2 hanyut dengan canda tawa, tiba2…
“Elma, kalo saya bilang saya suka sama kamu…menurut kamu gimana?, Agung menatap mataku.
Sementara darahku berhenti mengalir sesaat dan jantungku berhenti berdegup ..., hah...secepat inikah...,tidak bisa dipungkiri aku juga menyukaimu mas Agung teriakku dalam hati.
”ehem..., boleh gak aku tanya sesuatu sebelum aku menjawab”, pintaku dengan menatap mata Agung, dan Agungpun mengangguk setuju.
”yang aku denger selama ini mas Agung dah punya pacar dan kalian tinggal serumah bukan”?, aku bertanya tanpa berkedip.
”yach saat ini aku memang tinggal dengan pacarku, tapi terus terang aku tidak mencintainya, kalaupun aku tinggal bersama itu bukan kemauanku tapi dia yang datang ke rumahku, seiring berjalannya waktu ternyata banyak ketidakcocokan di antara kita”, Agung menjelaskan
”and then...kamu masih menjalin hubungan dengan dia tapi kamu juga mau menjalin hubungan dengan aku, kok aneh yach mas..., jujur aku juga suka sama kamu...tapi...?, aku jadi bingung apa yang harus aku ucapkan
”Aku tahu kamu pasti berfikir aku akan mempermainkan kamu, aku juga tidak bisa menahan rasa suka aku ke kamu dan aku janji akan menyelesaikan masalahku dengan Ria, aku akan minta dia pergi dari rumahku” , Agung berjanji
Suasana hening..., kami hanya saling menatap..., jauh dihati kecilku aku mengagumi sosok Agung dan sudah lama aku juga tidak mendapatkan perhatian2 semacam ini sejak aku berpisah dari Jeff satu tahun lalu. Tanpa pernyataan apa-apa lagi malam itu perasaan kami sudah seperti saling memiliki satu sama lain, suatu proses yang instant memang. Ach...itu mungkin yang dibilang dua orang jatuh cinta tanpa perlu aba2 kapan harus dimulai. Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 11 malam dan kamipun meninggalkan cafe ”de coffee” untuk menuju jakarta, mobil Agungpun meluncur menuju rumahku.
”Thanks untuk malam ini yach el...”
“your welcome mas…”,sahutku ramah…tiba-tiba Agung mencium keningku dan berkata “ selamat tidur yach elma…”
“thanks, kamu ati2 yach mas”, aku turun dari mobil dan melepaskan kepergian Agung dengan perasaan kehilangan…ach aku jadi tidak sabar menunggu besok untuk betemu dengan Agung…oh Tuhan aku jatuh cinta…

***

Hari-hariku semakin indah kulalui bersama Agung, dan semakin kurasakan aku membutuhkan Agung dan kami punya panggilan saying masing2 yaitu Aa dan eneng, ah begitu penuh warna hidupku saat ini, walaupun lingkunganku banyak yang kurang setuju aku menjalin hubungan dengan Agung karena reputasi Agung yang katanya suka gonta ganti pacar, dan Ria yang masih juga tinggal bersama dengan Agung, tapi semua suara2 di luar sana kuanggap angin lalu dan tak bisa menepis cintaku kepada Agung, aku telah terlena dan terlalu percaya kepada Agung.
Beberpa temanku juga mengingatkan perbedaan prinsip yang ada pada kami, karena aku yang muslim dan Agung beragma Hindu
”Lu gak pikirin lagi elma..., kalian kan beda agma ”, Ado mengingatkan.
”yach tar kalo dia gak ikut gue , gampang bow tinggal gue lepasin aza kan?, jawabku dengan canda.
Dan ribuan pergtanyaan dan nasehat yang sudah ku abaikan mengenai Agung, aku terlalu dipenuhi dengan rasa cinta yang menggebu kepada Agung, aku sendiri bingung apakah aku juga menyakiti perasaan orang lain karena kebahagiaan kita, tapi apakah aku juga salah kalau kami memang saling mencintai ?, aku tidak tahu jawabannya...

Tak terasa sudah satu tahun aku menjalin kasih dengan Agung, dan selama itu pula tidak pernah ada perselisihan yang berarti diantara kami selain kecemburuan2 kecilku terhadap Ria yang katanya bukan kekasihnya lagi tetapi masih juga tinggal di rumah Agung. Naluri wanitaku belum bisa juga menerima alasan2 Agung mengapa sampai saat ini Agung belum juga bisa menyelesaikan masalahnya dengan Ria.
Setelah tahun pertama kami lalui dengan manis, mulai timbul konflik2 seputar hubungan cinta segitiga Agung. Agung yang penuh alasan akan hubungannya yang sebenarnya dengan Ria, aku yang mulai penuh kecurigaan dan beranggapan Agung sengaja mengulur2 waktu kebersamaanya dengan aku dan Ria juga.
Aku tidak tahu renacana apa yang sedang dirancang oleh Agung, kalau dia tidak serius dengan aku mengapa dia memperkenalkan aku dengan keluarga besarnya yang berada di pulau dewata Bali, keluarga Agung memang semua berada di Bali dan sejak kuliah Agung sudah tinggal sendiri di Jakarta, Agung juga sudah diterima dengan baik oleh keluaaarrrga besarku. Tapi kalau dia serius menjalin hubungan dengan aku mengapa dia juga tidak mengambil tindakan apapun terhadap keberadaan Ria di rumah itu, aku jadi mencari tahu sendiri ada apa di balik semua ini?, atau memang Agung playboy seperti yang tersiar kabar di luar sana, terus terang hati kecilku tidak terima atas sikap Agung yang tidak pasti dan terkesan pengecut, tapi aku mencintainya dan aku masih terus saja bertahan dengan keadaan ini.
Karena ketidakpastian Agung , aku sempat jatuh sakit dan masuk Rumah Sakit, akhirnya orang tuaku pun ikut campur tangan akan hubunganku dengan Agung.
“Mama tenang aja dech ma, ini urrusan elma dengan mas Agung, elma bisa selesaikan dengan baik kok...”,jelasku ke mama mengenai pertanyaan Agung, karena mamaku memang tahu keadaan Agung yang sebenarnya.
“ya mama sebagai orang tua gak mau lihat anak mama jadi begini, kalau kamu sudah tidak mungkin diteruskan dengan Agung ya sudah diselesaikan saja, untuk apa sich el..memaksakan kehendak , gak ada gunanya”, mama mulai menasehatiku dengan cerewet.
“iya mam…, aku janji”
Tak lama sehabis percakapan kami, Agung masuk ke kamar rawat inapku, mama seperti biasa yang selalu ramah terhadap orang lain menyapa Agung dan meninggalkan kami berdua.
“kamu kena macet yach Aa…, kok baru sampai..?”, tanyaku lirihdan berusaha mengerti perjalanan rumah Agung dari Depok ke Tangerang dan itu dilakukan setiap hari , selama aku sakit tak pernah Agung tidak disampingku.
“yach lumayan macet…, kamu gimana “neng”?, Agung memanggil nama kesayanganku dengan sebutan ”neng”
“yach dokter bilang mungkin dalam dua hari ini aku boleh pulang”, jawabku
”Syukurlah...,aku mau kamu cepat pulang yach...,aku menyayangimu neng...”
Aku diam tak menjawab pernyataan Agung, karena aku tidak tahu harus kujawab apa?, aku menyayangi Agung tapi apakah mungkin aku bisa menggapai kebersamaan kita selamanya? bagaimana dengan Ria, apakah harapan2 yang diberikan Agung kepadaku juga diberikan kepada Ria, lalu untuk apa dia perlakukan kami seperti ini yach....

***

Bulan Desember 2006 sudah dipenghujung , dan dalam hitungan hari kita akan berganti tahun ke tahun 2007, aku sudah merencanakan perjalanan ke luar kota dengan Agung untuk melewati tahun baru ini di luar kota, belum menjelang ke akhir tahun terjadi konflik antara kami dan konflik kali ini sudah yang kesekian kalinya dan untuk masalah yang sama dan tetap saja kami menemui jalan buntu tidak ada penyelesaian, akhirnya aku mengambil sikap dengan melawan kata hatiku
”Aa, aku rasa kita akhiri saja hubungan kita..., aku mengalah demi kalian....”, aku tahan airmataku yang sudah hampir tumpah dan nafasku terasa sesak aku berusaha tegar.
”kamu serius dengan keputusanmu ’neng...,bukan karena emosi?”, Agung bertanya
”Aku sudah pikirkan berkali2, dan aku rasa akulah yang harus mengalah karena aku tahu kamu tidak mampu memilih diantara aku dan Ria..., aku tidak mau hubungan ini akan mejadikan dirimu seorang penipu dan menjadi seorang pembohong...,aku juga punya masa denpa yang harus aku jalani dan aku tidak mau menyia2kan masa depanku dengan ketidakpastianmu...., dan aku sekarang juga sudah dapat penggantimu kemungkinan akhir tahun ini aku lalui dengan dia...”, aku mengada2 jawabanku agar aku bisa dilepaskan oleh Agung dan tangiskupun meledak.
Agung hanya diam, seperti biasanya Agung tidak bisa berkata2 apa kalau kami sudah terjebak konflik seperti ini.
”Antar aku pulang yach....”, suaraku memecahkan keheningan
Sepanjang perjlanan pulang ke rumahku pun hanya alunan music dari Compact Disk stereo yang terdengar, kami hanyut dengan lamunan kita masing2, dan aku masih tercenung dengan keputusan yang sudah aku ambil, satu keputusan yang berani yang aku ambil , sebenarnya aku tidak sanggup dengan keputusan ini tapi aku juga sudah tak sanggup hidup dalam cinta yang semu dan janji yang tak mungkin terpenuhi, sakit sekali kurasakan dadaku saat ini tapi inilah kenyataan yang ada pada diriku dan Agung. Aku yang penuh mimpi akan melalui hidupku dengan Agung ternyata hanya tinggal mimpi dan disapu oleh angin...

Malam tahun baru 2007 ini kulalui dengan teman2ku di Bandung, tepat di jam 24.00 aku berdoa dan membuat resolusi esok aku harus lalui hari-hariku tanpa Agung, aku akan hapus Agung dalam hidupku sebagai kekasih biarlah dia tetap ada hanya sebagai teman..., karena jalinan kasih yang kami jalani hanya sebuah kisah kasih yang tak berujung......,
Pikiranku menerawang jauh dan masih belum percaya dengan situasi ini....”Aa apapun yang kamu lakukan saat ini aku berharap kau selalu bahagia dengan pilihanmu...”,doaku untuk Agung dipenghujung akhir tahun...
ironisnya diseberang sana jauh di pulau dewata Agung melewati tahun baru bersama Ria, wanita yang selama ini dianggap tidak cocok dalam hidupnya...., ach.....inikah rencana yang telah disusun dengan rapi oleh Agung?, tidak ada yang tahu..yang pasti aku terluka...bisik Elma lirih..., semoga aku mendapatkan hal yang lebih baik di tahun baru ini selain aku pindah kantor.....
Terimakasih Tuhan telah kau selamatkan aku dari kesumuan ini...., kau begitu baik padaku elma mengucap syukur pada Tuhan....
Aku kembali dengan keriaan suka cita dengan teman2ku untuk esok yang pasti aku siap dengan langkah di kakiku sendiri tanpa genggaman dan pelukanmu Aa.....

No comments:

Post a Comment